Kamis, 16 Januari 2014

Ayah tanpa Lelah

Kilas balik tentang aku dan ayah..

Ayah tak pernah membentak, apalagi marah
saat aku berbuat salah, hanya diam dan bersabar
ayah tak pernah mengumbar-umbar perjuangannya untuk sang putri
meski aku tahu, perjuangannya demi apapun dalam hidupku adalah tak terhingga
ayah tak pernah bernarasi untuk mengajarkan,
hanya mencontohkan dengan perilaku teladan
ayah tak pernah memintaku tuk jadi inidanitu
hanya rutin menagih dua hal: makan dan shalat
ayah tak pernah memuji berlebihan saat aku berkarya
atau merendahkan saat aku gagal
hanya menebar butir-butir semangat di segala keadaan
ayah tak pernah menanyai apa saja yang kubelikan dari uang hasil kerja kerasnya
hanya menegaskan gunakan untuk hal-hal bermanfaat

Ayah, di umur senjamu,
semoga kau tetap kuat, bersemangat, dan selalu hebat.

Demi semua ayah di dunia, kaulah ayah sejati... (lalu ada hening yang panjang)

Terimakasih, Ayah. Terimakasih. Terimakasih telah menjadi baik untukku. Terimakasih telah mendidikku dengan caramu sendiri. Aku belum (dan mungkin tidak pernah bisa) membalas segala tulusmu. Barangkali, salah satu caraku nanti adalah dengan menjadikan (calon) pendamping hidupku sebagai menantu idamanmu, meski aku tahu.. sebaik dan sehampirsempurna apapun ia kelak, dalam lubuk hatimu, kau lebih ingin merawatku dalam pelukanmu sendiri.

Aku, tidak ingin (lagi) mengecewakanmu dengan segala tolol yang kujaga. Maaf, Ayah. Aku ingin menjadi cerdas pada diri sendiri, untukku, untukmu, dan untuk Tuhan kita.

Aku merindumu. Semoga Tuhan menjagamu dalam suka dan duka.

Dok. Nafisah/ Bandung, 2013


Dok. Nafisah/ Bandung, 2013


Dok. Nafisah/ Malaysia, 2011


Dok. Nafisah/ Singapura, 2011

Dok. Nafisah/ Padang, 2011


Dok. Nafisah/ Padang, 2011


Dok. Nafisah/ Bukittinggi, 2010



I miss YOU, Dasam!









Tidak ada komentar:

Posting Komentar